Konsep rumah tumbuh sekarang mulai populer belakangan ini. Rumah tumbuh ternyata tidak sama dengan rumah minimalis seperti persepsi kebanyakan orang. Jadi, apa sebenarnya rumah tumbuh itu?. Desain rumah tumbuh muncul ke permukaan karena adanya kebutuhan untuk membangun rumah yang nyaman dengan dana dan lahan yang terbatas. Jadi rumah tumbuh adalah tempat tinggal yang dirancang untuk pembangunan secara bertahap, disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan sang pemilik.
Pembangunan rumah tumbuh dilakukan dengan menyisakan sedikit lahan yang nantinya akan dikembangkan untuk sebuah ruang di masa mendatang. Melalui konsep growing house, maka bisa disesuaikan dengan budget yang dimiliki dan memaksimalkan lahan yang ada.
Misalnya, Anda memiliki sebuah tanah dengan luas 100 m2 dan ingin membangun sebuah rumah. Sayangnya, anggaran yang dimiliki hanya cukup untuk membangun rumah dengan luas 60 m2 saja. Maka, agar penggunaan lahan bisa maksimal dengan budget yang seadanya ini, Anda bisa menerapkan konsep rumah tumbuh.
Untuk menyelesaikan pembangunan secara menyeluruh, Anda bisa menabung hingga bisa menyelesaikan penambahan ruangan lain tanpa harus membongkar ulang konsep rumah yang sudah jadi pada lahan 60 m2 sebelumnya.
Konsep pembangunan rumah bertahap ini juga bisa menyesuaikan dengan jumlah anggota keluarga yang ada. Misalnya, ketika nanti ada anggota keluarga baru atau anak sudah beranjak remaja dan membutuhkan kamar terpisah, pembangunan growing house bisa dilanjutkan.
Agar rancangan rumah tumbuh sesuai dengan kaidah arsitektur yang benar, perancanaan setiap tahapan sebaiknya dilakukan bersama dengan arsitek dan kontraktor rumah profesional
Jenis Rumah Tumbuh
Ada dua jenis rumah tumbuh, yaitu rumah tumbuh vertikal dan horizontal. Kedua jenis tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masing – masing. Maka dari itu pemilihan jenis rumah tumbuh sangat ditentukan dari ketersediaan lahan yang ada. Berikut penjelasan mengenai jenis – jenis rumah tumbuh.
1. Rumah Tumbuh Vertikal
Rumah tumbuh vertikal adalah tempat tinggal yang bertingkat atau tumbuh ke atas. Membangun rumah seperti ini memerlukan fondasi yang sangat kuat, agar jika ada kebutuhan untuk menambah luas bangunan tidak perlu lagi membongkar dari awal. Desain rumah tumbuh seperti ini lebih sesuai diaplikasikan pada tanah yang kurang begitu luas dan sebaiknya memakai jasa arsitek agar menghemat biaya ke depannya.
Membangun rumah dengan konsep rumah tumbuh bisa dilakukan secara vertikal atau horizontal. Pengembangan vertikal biasanya dilakukan karena keterbatasan lahan sehingga tidak ada pilihan selain mengembangkan rumah ke arah atas. Umumnya, rumah tumbuh vertikal membutuhkan dana awal lebih besar karena struktur bangunan harus sudah dipersiapkan untuk rumah bertingkat.
Untuk rumah tumbuh vertikal, struktur bangunan harus sudah dipersiapkan untuk rumah bertingkat. Selain fondasi, strukturnya juga harus mempertimbangkan kolom dan balok-balok penunjang untuk dua lantai sejak pertama kali membangun. Sementara itu, untuk rumah tumbuh ke samping, ada baiknya memperhatikan denah ruang.
Pada rumah inti, kebutuhan akan ruang utama harus diprioritaskan, seperti ruang tamu, ruang keluarga, kamar secukupnya, kamar mandi, dan dapur. Penataan ruangnya juga perlu diperhatikan. Misalnya, merencanakan letak tangga, toilet, taman, tandon air, dan sebagainya.
2. Rumah Tumbuh Horizontal
Desain rumah tumbuh horizontal membangun ke samping, bukan ke atas. Otomatis jenis rumah tumbuh ini memerlukan lahan yang lebih besar, minimal dua kali luas bangunan pertama. Kelebihannya adalah tidak perlu fondasi sekokoh rumah tumbuh vertikal.
Pengembangan jenis ini cenderung lebih murah dan mudah karena desain struktur awal tidak perlu dipersiapkan untuk rumah bertingkat, tetapi harus mementukan terlebih dahulu tampilan rumah tersebut agar tidak terlihat asal – asalan.
Rumah tumbuh melebar ke samping dapat dikembangkan dengan menambah ruang ke secara horizontal, baik itu depan, samping, dan belakang. Rumah tumbuh horizontal biasanya dilakukan jika masih memiliki tanah cukup luas sehingga masih banyak ruang kosong untuk mengembangkan rumah sesuai kebutuhan.
Dilihat dari segi arsitektur, rumah
tumbuh vertikal dan horizontal memerlukan penanganan berbeda. Dari segi
konstruksi, misalnya. Hal ini penting, apalagi jika rumah dikonsep untuk tumbuh
ke atas.
Tips Membangun Rumah Tumbuh
Sebelum Anda membuat keputusan untuk membangun rumah tumbuh anda perlu memperhatikan beberapa hal, simak beberapa tips yang akan membantu:
1. Sesuaikan dengan Anggaran
Desain boleh dibuat, namun Anda tidak harus membangun semuanya. Sesuaikan dan prioritaskan ruangan mana saja yang harus ada terlebih dahulu, sesuai dengan dana yang tersedia. Jadikan hal ini sebagai pembangun impian yang kuat. Nikmati suasana yang berbeda saat Anda membuat penambahan baru nantinya.
2. Sesuaikan dengan Luas Tanah
Jika lahan yang tersedia kurang luas, sebaiknya Anda membangun rumah tumbuh vertikal. Desain rumah akan lebih ideal jika ada cukup ruang bagi arsitek untuk menyesuaikan luas bangunan dengan ruang-ruang yang diinginkan.
3. Perhatikan Infrastruktur Rumah
Maksudnya adalah infrastruktur dalam rumah seperti sambungan listrik, pipa air, dan saluran pembuangan akhir. Bagian-bagian yang tidak kelihatan ini akan lebih mudah disambungkan pada saat pembangunan tambahan dilaksanakan.
4. Pakai Bahan yang Umum
Bahan yang umum misalnya seperti keramik. Hindari memakai model keramik yang hanya diproduksi dalam jumlah terbatas atau mengikuti tren, karena pada saatnya Anda membangun kembali, mungkin saja model tersebut sudah tidak ada di pasaran. Pilihlah model dan warna “abadi” seperti coklat tua, krem, dengan corak umum. Lakukan ini untuk menghindari rumah terkesan tidak seragam dalam penampilan.
5. Meyewa Jasa Profesional
Selain arsitek yang baik, pembangunan rumah tumbuh akan lebih bagus menggunakan jasa kontraktor yang terpercaya. Pembangunan rumah akan menjadi lebih baik, apalagi jika Anda menggunakan jasa profesional yang sama saat membangun tahap lanjutan.
6. Menentukan Arah Perluasan Rumah Tumbuh
Growing house haruslah dibuat secara konsisten sehingga sejak awal sangatlah penting untuk menentukan arah perluasan rumah yang akan dibangun. Caranya, Anda bisa menyesuaikan desain rumah tumbuh dengan luas lahan yang dimiliki. Kalau lahan tidak terlalu luas, maka solusinya bisa merancang rumah yang tumbuh ke atas. Sebaliknya, jika lahan yang dimiliki lebih luas, maka Anda bisa menerapkan pertumbuhan baik secara vertikal maupun horizontal.
7. Rencanakan Seluruh Pembangunan Sejak Awal
Sebaiknya, sejak awal perencanaan membangun rumah, apalagi di lahan kosong, konsep rumah tumbuh sudah digagas. Matangnya perencanaan sejak awal sangat mempengaruhi kekuatan struktur bangunan yang akan dikembangkan pada tahap selanjutnya.
Termasuk perencaan pondasi rumah yang harus berdasarkan rumah tahap berikutnya. Boleh jadi pondasi yang dibuat dalam membangun rumah tahap pertama terlalu besar atau terlalu boros. Namun, hal itu merupakan simpanan dikemudian hari agar pondasi rumah mampu menahan beban bangunan ketika selesai membangun rumah bertahap.
8. Tentukan Skala Prioritas
Setelah menentukan konsepnya, apakah vertikal atau horizontal, Anda bisa menentukan skala prioritas dengan cara menentukan ruangan apa saja yang akan dibangun terlebih dahulu pada tahapan awal seperti kamar tidur, kamar mandi, dan dapur.
Jika lahan terbatas, Anda bisa menciptakan ruang multifungsi seperti membuat ruang tamu sekaligus sebagai ruang keluarga. Untuk memudahkan penentuan skala prioritas ini, Anda bisa membuat denah. Nantinya, denah ini akan dipakai ketika hendak IMB (Izin Mendirikan Bangunan).
9. Buat Rencana Anggaran Bangunan Dengan Detail
Apapun konsepnya, anggaran pembangunan menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Buat gambaran kasar biaya-biaya yang akan dikeluarkan dalam pembangunan, seperti biaya material dan upah tukang.
Yang tak kalah penting dalam membuat rumah tumbuh adalah perhitungan di mana terjadinya kenaikan biaya akibat inflasi di masa yang akan datang. Terlebih mengingat pembangunan growing house bisa terjadi dalam jangka waktu panjang hingga bertahun-tahun lamanya.
Nah, itulah demikian informasi yang bisa disampaikan terkait konsep rumah tumbuh. Konsep ini sangat tepat bagi Anda yang ingin memiliki rumah impian dalam dana dan luas lahan yang terbatas.
10. Konsultasi dengan Ahli
Jika Anda ingin konsep pembangunan berjalan dengan baik, sebaiknya menggunakan jasa profesional sejak awal mulai dari arsitek dan jasa kontraktor. Dengan memanfaatkan jasa profesional akan membuat seluruh desain dan konstruksi bangunan tetap berjalan dengan baik sekalipun hanya bisa dikerjakan pada beberapa tahun mendatang.
Menurut Shania Thahir, Interior Design Expert Pinhome, misalnya ingin bangun rumah di tahun 2013 dan budget yang dimiliki hanya satu kamar. Namun, ada gambaran untuk melanjutkan pembangunan di 2020 dan penambahan sebanyak dua kamar. Rencana ini harus disampaikan ke arsitek agar bisa dibuatkan rencana layout rumah yang ideal. Bila ingin rumah bertingkat, jumlah tingkatan rumah harus disampaikan ke konsultan sipil untuk mengukur dan menyesuaikan pondasi agar lebih kuat.
Situs Kami Lainnya : Kontraktor Kolam Renang untuk rumah minimalis
Keunggulan Rumah Tumbuh
Karena desain rumah tumbuh begitu menarik perhatian, banyak pembeli rumah maupun yang akan membangun sendiri mulai melirik konsep ini. Banyak orang mulai menerapkannya karena beberapa keunggulan dari rumah tumbuh.
Tidak Memerlukan Lahan yang Besar
Rumah tumbuh vertikal tidak memerlukan lahan yang besar. Selain itu, kedua jenis rumah tumbuh dapat dibangun sesuai dengan kebutuhan saat ini. Bukan hanya faktor dana saja, bisa jadi ada penambahan anggota keluarga yang tinggal atau akan lahirnya anak, sehingga perlu penambahan area rumah.
Desain yang Unik
Desainnya yang unik dan menarik bisa lebih mengekpresikan jiwa pemilik dan penghuninya. Dengan bantuan seorang arsitek, Anda bisa mewujudkan impian melalui rumah tumbuh yang sempurna untuk keluarga. Penambahan ruangan atau fitur lain dapat dipersiapkan sejak awal dalam gambar dan dibangun bertahap sesuai dengan anggaran.
Bisa Menyesuaikan dengan Anggaran
Tentu keuntungan utama dari proses membangun rumah tumbuh adalah bisa menyesuaikan kemampuan anggaran yang ada. Ketika budget untuk melanjutkan pembangunan sudah terkumpul, Anda tak perlu membongkar atau merenovasi rumah ulang.
Pemilik rumah hanya perlu meneruskan proses pembangunan yang disesuaikan dengan konsep desain dan denah awal.
Pemilik Rumah Bisa Mengatur Sendiri
Jadwal Pembangunan
Kelebihan konsep rumah tumbuh berikutnya terkait penentuan jadwal pembangunan. Dengan memilih konsep ini, Anda selaku pemilik rumah, memiliki wewenang dan kontrol penuh untuk bisa menentukan jadwal pembangunan rumah.
Menariknya, jadwal ini bisa disesuaikan dengan kondisi finansial atau keuangan pemilik rumah. Misalnya, setelah pembangunan tahap awal jadi, Anda bisa melanjutkan pembangunan setelah anak-anak akan tumbuh besar dan membutuhkan kamar khusus di mana saat ini masih bisa menggunakan kamar bersama.
Lebih Fleksibel dalam Penentuan
Kebutuhan Ruangan
Memilih konsep growing house menjadikan para pemilik rumah bisa bebas mengatur dan menentukan kebutuhan ruang sesuai dengan waktunya. Keuntungan ini dapat dirasakan oleh Anda yang memiliki usaha. Jika di kemudian hari membutuhkan lantai tambahan untuk ruang usaha, maka rancangan growing house bisa bermanfaat.
Dengan cara ini kebosanan desain rumah di kemudian hari bisa diantisipasi sehingga pemilik rumah bisa bebas untuk mencari suasana baru dengan membangun rumah ulang.
Menyesuaikan dengan Tren di
Masa Depan
Kelebihan terakhir dari sisi desain di mana konsep pembangunan rumah dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tren di masa mendatang atau futuristik. Selain itu, dari sisi kenyamanan, rumah tumbuh akan tetap sehat karena tidak memaksakan adanya ruang tambahan dalam lahan yang terbatas, secara struktural dijamin tetap kuat.
Itulah pembahasan mengenai rumah tumbuh yang dapat anda jadikan bahan referensi dalam membangun rumah impian anda
Kunjungi juga situs kami lainnya : Marmer lantai mewah untuk menambah estetika hunian anda
Komentar
Posting Komentar