Gedung atau bangunan bertingkat adalah bangunan yang mempunyai lebih dari satu lantai secara vertikal. Gedung bertingkat ini dibangun berdasarkan keterbatasan tanah yang mahal di perkotaan dan tingginya tingkat permintaan ruang untuk berbagai macam kegiatan. Semakin banyak jumlah lantai yang dibangun akan meningkatkan efisiensi lahan perkotaan sehingga daya tampung suatu kota dapat ditingkatkan, namun di lain sisi juga diperlukan tingkat perencanaan dan perancangan yang semakin rumit, yang harus melibatkan berbagai disiplin bidang tertentu.
Bangunan bertingkat pada umumnya dibagi menjadi dua, bangunan bertingkat rendah dan bangunan bertingkat tinggi. Pembagian ini dibedakan berdasarkan persyaratan teknis struktur bangunan. Bangunan dengan ketinggian di atas 40 meter digolongkan ke dalam bangunan tinggi karena perhitungan strukturnya lebih kompleks. Berdasarkan jumlah lantai, bangunan bertingkat digolongkan menjadi bangunan bertingkat rendah (2 – 4 lantai) dan bangunan berlantai banyak (5 – 10 lantai) dan bangunan pencakar langit. Pembagian ini disamping didasarkan pada sistem struktur juga persyaratan sistem lain yang harus dipenuhi dalam bangunan.
Sejatinya penambahan ketinggian sebuah bangunan dilakukan untuk memperluas ruang fungsi dari bangunan tersebut. Beberapa tipologi bangunan tinggi diantaranya adalah bangunan apartemen dan perkantoran. Hal ini karena dengan penambahan jumlah lantai maka akan mengurangi luas bijak bangunan tersebut sehingga lebih sedikit memakan lahan.
Bangunan tinggi akan ideal ditinggali jika ada lift atau elevator dan tentunya didukung oleh struktur bangunan yang kuat dan tahan lama.Tanpa adanya live otomatis ini maka akan sangat melelahkan bagi penghuni untuk naik ke lantai yang paling tinggi.
Sebuah bangunan dapat disebut
bangunan tinggi atau high rise building jika bangunan tersebut memiliki
ketinggian 23 meter hingga 150 meter di atas tanah. Jika lebih dari 150 meter
maka dapat disebut gedung pencakar langit atau yang dikenal dengan istilah
Skyscraper. Jika tinggi rata-rata sebuah tingkat lantai adalah 4 meter maka
bangunan tinggi setidaknya memiliki 6 tingkat lantai.
Beberapa definisi mengenai bangunan tinggi dikutip dari Wikipedia adalah
sebagai berikut :
- International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap evakuasi"
- New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan yang memiliki banyak tingkat"
- Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 kaki (21 m)
- Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m).
Perancangan Struktur dan Konstruksi Gedung Bertingkat
Walaupun termasuk bangunan bertingkat, bangunan berlantai lebih dari dua relatif dapat dilakukan dengan cara yang tidak terlalu rumit. Persyaratan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk jenis bangunan ini juga masih relatif sederhana, terutama untuk bangunan permukiman. Namun demikian, karena bangunan ini sudah tidak sesederhana bangunan tunggal satu lantai, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh kontraktor gedung bertingkat dalam merencana, yaitu; kesesuaian ruang dan fungsi, kekuatan struktur, keamanan dan keselamatan bangunan, kenyamanan bangunan dan sebagainya. Sehingga ketika proses kepengurusan IMB, dokument atau gambar harus menunjukkan aspek-aspek tersebut di atas secara benar, yang macam dan jenisnya relatif tergantung dari kebijakan peraturan masing-masing daerah di mana bangunan akan didirikan. Dengan demikian, perancangan bangunan bertingkat lebih dari 2 lantai bagi seorang arsitek tidak hanya berkaitan dengan masalah keindahan dan bentuk bangunan semata, tetapi juga bagaimana bangunan selain bentuknya indah juga berfungsi dengan optimal dapat memberikan keamanan dan kenyamanan pada penggunanya dan lingkungan di sekitarnya.
Perancangan struktur dan konstruksi dalam arsitektur tidak hanya membahas teori macam dan detail dari sistem struktur dan konstruksi, tetapi juga kepada bagaimana aspek- aspek bangunan seperti sistem struktur dan konstruksi bangunan itu sesuai dengan fungsi, keamanan dan kenyamanan bangunan dan lingkungannya. Perancangan struktur ditujukan kepada disain sistem struktur dan aspek yang terkait, sedangkan perancangan konstruksi ditujukan pada bagaimana memenuhi optimalisasi sistem itu dengan bagian-bagian serta hubungan elemen-elemen bangunan. Sehingga perancangan struktur dan konstruksi dalam arsitektur hampir meliputi sebagian besar proses teknis perancangan bangunan.
Aspek-aspek
Perencanaan dan Perancangan Struktur dan Konstruksi Gedung Bertingkat
Untuk mendapatkan hasil perancangan yang ideal, perencana struktur dan konstruksi harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek yang terkait dalam perancangan. Aspek-aspek tersebut meliputi:
1. Struktur
Aspek struktur adalah aspek yang membahas kekuatan dan stabilitas bangunan. Struktur meliputi pemilihan jenis sistem struktur dan konfigurasinya, serta bagaimana sistem ini dapat membentuk ruang, karena di dalam bangunan gedung struktur bertugas mewadahi fungsi ruang. Sistem struktur dalam pembahasan ini dibagi menjadi bagian-bagian lebih kecil yang disebut dengan elemen struktur misal; elemen rangka atap, rangka utama, dan pondasi.
Seluruh bagian atau elemen dari berbagai sistem struktur akan mempunyai tanggung jawab utama sebagai pemikul beban bangunan. Karena fungsinya tersebut, sistem struktur tidak dapat dihilangkan namun dapat digantikan satu jenis struktur dengan struktur yang lain. Ketersediaan ragam struktur dan elemennya serta kemungkinan pemilihannya adalah bahasan pokok dalam perancangan struktur. Apapun pilihan yang diajukan akan selalu benar jika sesuai dengan maksud-maksud atau aspek-aspek lain dalam bangunan.
2. Konstruksi
Konstruksi adalah bentuk rangkaian atau kedudukan baik dari antar atau inter elemen struktur. Konstruksi ini memperjelas perancangan bangunan. Wujud perancangan konstruksi dalam bangunan gedung adalah gambar-gambar detail yang menunjukkan secara teknis bagian-bagian dan kedudukannya serta keterangan-keterangannya. Karena bersifat menjelaskan dari solusi disain, maka rancangan konstruksi sebuah bangunan akan terikat dengan bangunan secara khusus dan tidak dapat disamakan dengan bangunan lain. Satu konstruksi dalam perancangan struktur akan menjelaskan bagaimana pertimbangan-pertimbangan terhadap aspek lain juga diperhatikan, misalnya penggunaan bahan, ukuran, kedudukan, cara pengerjaan, finishing dan sebagainya. Tanpa gambar konstruksi yang jelas bangunan tidak dapat didirikan dengan benar dari berbagai aspek.
3. Bahan
Bangunan
Bahan bangunan adalah aspek pokok berkaitan dengan pemakaiannya dalam struktur ataupun konstruksi serta sifat-sifat fisik yang akan diberikan pada bangunan. Pemakaian bahan tertentu akan mempengaruhi setiap aspek lain dalam perancangan. Karena pemakaian bahan tertentu akan mengakibatkan keriteria-kriteria lain pada bangunan (konstruksi, harga, tekstur, warna, kekuatan, keawatan dan sebagainya), maka pemakaian bahan bangunan juga dapat sangat menentukan disain bangunan secara luas.
4. Fungsi
Bangunan
Fungsi bangunan adalah aspek yang akan diwadahi dalam struktur, sehingga pembahasannya wajib dilakukan untuk mengetahui persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh ruang. Karena menentukan ruang maka struktur dan konstruksi yang dibentuk oleh bangunan harus memperhatikan persyaratan ruang. Misalnya fasilitas dalam bangunan seperti gym, coffe room, hingga kolam renang harus diperhatikan. Bangunan tidak akan berhasil mewadahi fungsi jika kegiatan di dalamnya tidak difasilitasi oleh ruang. Fasilitas-fasilitas ini akan berupa sistem-sistem utilitas pada bangunan yang sangat tergantung dengan faktor-faktor lain yang telah disebut di atas.
5. Site
/ Lokasi Bangunan
Site atau lokasi juga akan berpengaruh terhadap aspek lain karena memberikan informasi mengenai kondisi lingkungan beserta aspek yang terkait semacam iklim mikro lingkungan, keadaan tanah termasuk kekuatan dan topografinya, ketersediaan bahan bangunan, ketetanggaan dengan bangunan lain dan sebagainya. Informasi pada site ini juga sangat menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil dalam perancangan struktur. Bentuk bangunan seperti apa, sistem struktur yang mana yang sesuai, pemakaian bahan yang bagaimana yang tepat dan bagaimana bentukan bersikap dengan bangunan di sekitarnya baik untuk kepentingan bangunan itu sendiri atau kepentingan lingkungan sekitar, akan sangat mempengaruhi perancangan struktur.
6. Sistem – sistem Bangunan
Persyaratan ruang yang harus dipenuhi dalam bangunan harus diwujudkan ke dalam sistem-sistem bangunan atau utilitas. Sistem-sistem meliputi antara lain pengudaraan, pencahayaan, distribusi air bersih dan sanitasinya dan sebagainya, akan menuntut bentukan-bentukan dan fasilitas struktur dan konstruksi tertentu untuk dapat terjaminnya proses kerja sistem tersebut. Oleh karena itu bentukan struktur dan konstruksi beserta ruang yang terbentuk di dalamnya akan sangat ditentukan oleh pencapaian sistem tertentu dalam bangunan. Strategi pencapaian ini tentu saja tidak akan sama untuk setiap bangunan karena pada bangunan yang berbeda banyak aspek berbeda pula yang saling mempengaruhi sehingga disain sistem dan kaitannya dengan struktur dan konstruksi ini dalama perancangan bangunan memang harus dilihat secara spesifik
7. Ekonomi
Bangunan
Yang terakhir namun tidak kalah pentingnya adalah ekonomi bangunan. Mulai dari aspek ketersediaan dana yang dibutuhkan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan hingga perawatan. Karena aspek ekonomi bangunan ini akan berada pada semua tahap dalam perancangan, maka faktor ini harus difikirakan pada setiap pentahapan bangunan.
Idealnya semua pentahapan pembangunan harus menggunakan beaya yang seminimal mungkin, namun dengan hasil yang seoptimal mungkin. Dengan demikian harus diputuskan alokasi pembeayaan yang proporsional yang jelas. Bukan berarti harga awal yang rendah berarti dapat menjadikan harga ekonomi yang baik karena masih juga dipertimbangkan harga-harga lain termasuk konstruksi, tenaga kerja dan perawatan.
Secara umum pada tahap perencanaan, semakin tinggi tingkat persayaratan ruang yang berkaitan dengan bentuk, fungsi dan sistem akan menyebabkan waktu yang relatif lama pada tahap perencanaan dan perancangan. Namun tingginya beaya perencanaan dan perancangan atas waktu ini harus diimbangi dengan rendahnya proses pembangunan hingga pemeliharaan bangunan.
Demikian juga sebaliknya, yang harus dihindari adalah tingginya aspek biaya pada setiap pentahapan pembangunan yang tidak diperlukan, sehingga bangunan memang dapat didirikan dengan waktu dan beaya yang semestinya.
Tahap Persiapan Pembangunan Gedung Bertingkat
Dalam berbagai proyek pembangunan atau konstruksi, tahap persiapan merupakan tahap awal yang akan dikerjakan oleh kontraktor proyek. Meskipun belum masuk ke dalam tahap pembangunan, namun tahap persiapan ini akan mempengaruhi jalannya proyek tersebut. Dari tahap ini akan diketahui bagaimana tingkat kesulitan lahan, perkiraan waktu pengerjaan, dsb.Dalam proyek pembangunan gedung bertingkat, beberapa tahap persiapan yang harus dilakukan lebih dulu adalah sebagai berikut :
1. Direksi keet
Direksi keet merupakan tempat yang berguna sebagai pengawasan, pengendalian dan tempat mengerjakan berbagai pekerjaan administrasi proyek lainnya. Di dalam tempat ini paling tidak harus ada gambar schedule proyek dan gambar bestek / rancangan, komputer beberapa unit dan arsip penting. Bahkan dalam tempat ini juga bisa digunakan untuk menyimpan bahan bangunan yang akan digunakan. Walaupun tiap proyek umumnya mempunyai gudang sendiri, namun direksi keet juga biasa digunakan untuk menyimpan bahan bangunan.
2. Pengukuran dan Bouwplank
Pekerjaan ini dilakukan untuk mensurvei dan memetakan lokasi proyek yang akan dilakukan pembangunan. Beberapa pekerjaan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :
- pengukuran batas luas lahan
- pengukuran batas bangunan
- penyelidikan tanah
- pembuatan barak bangunan
- penyedian air dan listrik
- pengukuran as bangunan
- pemberesan dan pembersihan lokasi proyek
- pengerjaan timbunan dan galian (apabila kontur tanah tidak sesuai dengan perkiraan), dll
Bouwplank sendiri adalah papan bangunan yang dibuat dari kayu untuk menentukan titik as bangunan sesuai dengan gambar denah sesuai dengan yang direncanakan. Biasanya akan ada sedikit perbedaan antara perencanaan dengan pengukuran langsung di lapangan.
3. Persiapan Alat
Peralatan merupakan hal penting yang harus sudah disiapkan sebelum proyek pembangunan berjalan. Disini kontraktor harus memperhitungkan peralatan atau alat apa saja yang akan digunakan dalam proyek dan apakah semua alat itu sudah dipunyai atau belum. Bila belum maka dapat ditentukan apakah peralatan ini akan dibeli atau menyewanya dari perusahaan lain.
Hal ini tentunya akan disesuaikan dengan anggaran biaya dan juga apakah alat tersebut akan digunakan kembali atau tidak. Berikut beberapa alat yang harus disiapkan untuk beberapa pekerjaan dalam pembangunan gedung bertingkat :
Pekerjaan |
Peralatan |
Menentukan titik pondasi |
Theodolite, Prisma dan Tripod |
Pekerjaan galian dengan excavator |
Excavator |
Galian memakai tenaga manusia |
Cangkul, Linggis dan Palu |
Pekerjaan pemasangan bekisting |
Palu, Treck Stang, Meteran dan Gergaji |
Pekerjaan penulangan |
Bar Bender dan Bar Cutter |
Pekerjaan pengecoran |
Concrete Pump, Truck Mixer dan Vibrator |
4. Persiapan Bahan
Berbeda dengan peralatan dalam pekerjaan konstruksi, bahan yang digunakan umumnya hanya digunakan untuk sekali pakai. Bahan yang harus disiapkan dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat adalah :
Pekerjaan |
Nama Bahan |
Pengerjaan bekisting |
Multiplek 9 mm, Kaso 5/7 dan Paku |
Pekerjaan penulangan |
Baja Tulangan dan Kawat benrat |
Pengerjaan pengecoran |
Beton Ready Mix |
Khusus untuk bahan beton ready mix dapat disiapkan ketika proses pengecoran dilakukan. Hal ini karena beton ready mix merupakan cor beton yang siap digunakan.
5. Persiapan Tenaga Kerja
Setelah peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pembangunan gedung bertingkat telah siap maka persiapan selanjutnya adalah tenaga kerja. Tenaga kerja dalam proyek pembangunan juga merupakan hal penting yang harus disiapkan dengan baik. Pastikan tenaga kerja yang mengerjakan proyek pembangunan mempunyai kualitas yang baik untuk menghasilkan bangunan sesuai perencanaan.
Kualitas pekerja menjadi hal penting karena pengawas atau mandor juga tidak mungkin mengecek setiap detail bangunan. Mereka umumnya hanya memeriksa bagian-bagian penting dari suatu bangunan saja. Selain kualitasnya, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan juga harus disesuaikan dengan skala proyek dan waktu pengerjaan.
Situs kami lainnya :
Marmer lantai murah, untuk mempercantik interior bangunan anda
Komentar
Posting Komentar